Gangguan Fungsi Seksual Pria dengan Penyakit Diabetes Mellitus
Abstract
Pendahuluan: Diabetes melitus adalah tantangan kesehatan global yang signifikan, mempengaruhi fungsi seksual pria, terutama disfungsi ereksi (DE), dengan prevalensi antara 35% hingga 90%. Patogenesis DE berkaitan dengan kerusakan pembuluh darah, gangguan neurologis, dan ketidakseimbangan hormon.Metode: Tinjauan literatur dilakukan untuk mensintesis temuan terbaru mengenai pengaruh diabetes terhadap fungsi seksual pria, dengan menggunakan database seperti PubMed dan Scopus. Kriteria inklusi mencakup artikel yang diterbitkan antara Mei 2020 dan Mei 2025, berfokus pada subjek manusia, dan jenis penelitian yang valid.Kesimpulan: Kontrol glikemik yang ketat dan perubahan gaya hidup, seperti peningkatan aktivitas fisik dan diet sehat, dapat meningkatkan fungsi ereksi. Inhibitor PDE5 merupakan pengobatan lini pertama untuk DE, meskipun respons lebih rendah pada pria diabetes. Alternatif pengobatan termasuk injeksi intrakavernosa dan terapi penggantian testosteron.
Introduction: Diabetes mellitus is a significant global health challenge, affecting male sexual function, especially erectile dysfunction (ED), with a prevalence ranging from 35% to 90%. The pathogenesis of ED is associated with vascular damage, neurological disorders, and hormonal imbalance. Methods: A literature review was conducted to synthesize recent findings on the effects of diabetes on male sexual function, using databases such as PubMed and Scopus. Inclusion criteria included articles published between May 2020 and May 2025, focused on human subjects, and valid study types. Conclusion: Tight glycemic control and lifestyle changes, such as increased physical activity and a healthy diet, can improve erectile function. PDE5 inhibitors are the first-line treatment for ED, although the response is lower in diabetic men. Alternative treatments include intracavernosal injections and testosterone replacement therapy.

